Buy Me A Coffee!

GoPay

Sunday, July 21, 2013

Ada Maling di Cibabat!


di mesjid, lampu emergency dan lilin 

Malam ini ada kejadian cukup menegangkan di kelurahan Cibabat. Ada maling!
Jam menunjukkan pukul 19:05. Adzan Isya berkumandang dan saya pun melangkah keluar posko. Saatnya pergi ke mesjid Al-Maarij. Kenapa mesjid ini? Soalnya dekat.
Baru saja menapak selangkah, saya tersentak. Ada pemandangan yang aneh, halaman posko yang menghadap belakang saat itu gelap. Biasanya rumah dekat kebun menyalakan lampu dan lumayan menerangi pohon-pohon di sekitar halaman posko. Sekarang tidak, suasananya suram.
Dan sesosok setan muncul!

Beneran?! Bohong.
Saya melanjutkan langkah kaki saya. Semakin jauh kaki melangkah, kegelapan semakin menyelimuti. Yang paling mengejutkan gedung kelurahan seluruh lampunya mati, padahal biasanya terang benderang. Entah ada syuting masih dunia lain atau gimana, pokoknya gelap pekat dan suasananya dingin. Ditambah dengan angin berhembus sepoi-sepoi seolah menjabat bulu kuduk yang berdansa-dansa, memberikan firasat tidak nyaman.
Saya terus melangkah menuju mesjid. Akhirnya diantara kegelapan  mesjid pun tampak. Suasana temaram terasa mengendap-endap. Lilin-lilin berpendar perlahan ditemani sebuah lampu emergency di atas mimbar. Beberapa orang sedang melaksanakan sholat sunnah. Sepi dan khidmat.
Saya berpapasan dengan bapak-bapak. Nggak tahu siapa namanya, nggak tahu gimana mukanya, soalnya... mukanya nggak ada! Gelap, nggak kelihatan.
“Mati lampu ya pak?” jawabku dengan ekspresi sok kenal sok dekat, walaupun nggak kelihatan soalnya gelap.
“Iya, sudah lama,” katanya.
Aneh juga, padahal saya berada di RW 25/01, area yang sama dengan mesjid, tapi di posko kenapa nggak mati lampu ya?
Wudhu, masuk mesjid, sholat sunnah, dan nungguin jamaah yang lain. Celingak-celinguk, masih dikit aja nih yang mau sholat. Padahal lagi enak-enaknya suasana mati lampu yang temaram gini, khidmat.
Tak lama kemudian ada seorang bapak-bapak yang terdengar sayup-sayup sedang berbicara dengan seorang bapak-bapak lain yang ada di mesjid.
“Bla bla bla bla ... ada maling bla bla bla..”
Kita abaikan bagian “bla bla bla,” asumsikan saja itu pembicaraan tentang integral lipat tiga atau pembagian dengan bilangan nol karena terlalu repot untuk diperbincangkan sebelum tarawih. Punchline-nya adalah maling. Hoa?! Maling? Ditengah pekatnya kegelapan malam seperti ini?
Seorang bapak keluar untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi yang dibawa oleh bapak tadi. “Adek tunggu disini aja ya,” ucap bapak yang tadi seraya menyuruh anaknya untuk tetap tinggal di mesjid. “Adek! Stay! Stay! Good boy.”
Kemudian satu-satu jamaah yang laki-laki keluar, diikuti dengan jamaah perempuan. Mesjidnya sepi. Saya pergi ke pelataran mesjid. Lingkungan sekitar mesjid gelap, hanya diisi suara anjing yang menggonggong ribut sedari tadi.
Tak lama kemudian ada seorang ibu-ibu yang datang dengan sepeda motor.
“Ada maling bu?” Tanyaku sok kenal.
“Iya, itu di rumah di sana, tapi belum keluar,” jawabnya.

sepi gini deh
Ih jadi penasaran. Baru saja mau ngambil sendal, eh! Lampunya tiba-tiba nyala. Setelah meniup beberapa lilin tanpa diiringi lagu selamat ulang tahun (oke, bagian lagu tidak penting) kemudian saya mengambil sendal dan berjalan menuju lokasi rumah yang katanya ada malingnya.
Tidak susah untuk mencari rumah yang disangka terdapat maling didalamnya. Warga sekitar sudah berkumpul di depan salah satu rumah. Rumah yang memiliki dua lantai dengan sebuah mobil jeep di depannya.
Warga laki-laki sudah masuk ke pelataran rumah dan sedang berusaha masuk ke dalam rumah. Diantaranya ada yang membawa membawa senter, ada juga yang membawa stik golf. Yang perempuan dan ibu-ibu lainnya menunggu di depan jalan, ada juga yang di depan pagar. Pak RW yang sedang menelepon Polisi dan berdiskusi dengan warga sekitar. Pak RT hilir mudik memberikan informasi.
Lampu-lampu senter berkejaran. Tetangga-tetangga keluar dan memperhatikan.
Setelah suasana riuh rendah, kemudian tiba-tiba terdengar pintu lantai dua didobrak serta suara rintihan, disusul suara marah-marah. Ah.. malingnya tertangkap. Saya sempat melihat wajah malingnya, soalnya sang maling didudukkan di ruang tamu rumah itu, jadi saya bisa melihat wajahnya dari jendela. Dari penampilannya nampaknya sang maling berumur sekitar 25 tahun. Pelipis kirinya sudah benjol. Wajahnya memiliki ekspresi yang aneh, antara takut, menantang, dan geli yang bercampur.

salah satu mobil sat reskrim polres cimahi
Tak lama kemudian iring-iringan 4 mobil Polisi datang. Ada yang menggunakan seragam, ada juga yang berpenampilan preman. Mereka membawa senapan angin, dan sebuah senter besar.
Senter yang lebih terang kini menemani senter lainnya. Ikut berkejaran di malam yang dingin. Ah, lama-lama membosankan juga... dan akhirnya ada ajakan dari seseorang untuk pergi ke mesjid dan mulai melaksanakan sholat Isya dilanjutkan sholat tarawih.
Mesjid menjadi kian sepi. Ada grup kecil yang sudah melaksanakan sholat Isya sebelumnya. Seorang bapak kemudian berbicara melalui pengeras suara.
“Bapak-bapak dan ibu-ibu yang masih di luar mesjid, mari kita melaksanakan sholat Isya dan tarawih, bagi masalah yang itu biarkan saja polisi yang mengurusnya,” ucapnya.
Setelah ditunggu beberapa saat dan semua telah melaksanakan sholat Isya, kemudian dilanjutkan sholat tarawih yang hanya satu shaf ditambah beberapa orang wanita di belakang. Sepi sekali, bahkan hingga sholat witir. Pak RW baru datang ketika sholat tarawih selesai dilaksanakan, akhirnya Pak RW beserta rombongan kecil yang baru datang tadi membuat shaf sendiri untuk memulai sholat tarawih.
Fuah.. itulah cerita tentang hari ini. Maling mungkin tidak berhasil untuk mencuri pompa air rumah di RW 25 tadi, tapi dia sukses mencuri waktu sholat Isya dan Tarawih. Ling.. ling...

No comments:

Post a Comment

Comment is caring :)